"BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI " Mari Kita Berbagi INFORMASI tentang Keluarga, Tausiyah, Agama, Tips, Kesehatan, Ilmiah, Politik, Kajian, Artikel.

Sabtu, 10 Juli 2010

Intibah I

Penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan
a. Penyakit pada organ mulut, sakit gigi, amandel, dll.
b. Penyakit pada kerongkongan
c. Penyakit pada lambung, seperti kulkus/mag ( lambungluka akibat asam terlalu tinggi )
d. Penyakit usus/kolik/mucus
( rasa sakit yang akutdan berselang - seling kontraksi kuat dinding berotot
pada visera berongga ) , akibat makanan yang terlalu pedas.
e. Tumor, terutama didaerah mulut, lambung dan lain - lain
f. Kolitis ( peradangan pada kolon/usus besar )
g. Penyakit - penyakit pada usus besar

Kesimpulan : Rasulullah mengatakan bahwa ibunya penyakit adalah berasal dari perut. Untuk itu Rasul menganjurkan kita untuk perpuasa wajib dan sunah, karena puasa sebenarnya dapat mengistirahatkan dan menyehatkan pencernaan sehingga kita akan terhindar dari penyakit - penyakit di atas.

Jumat, 09 Juli 2010

Proposal Skripsi I

A.Latar Belakang Masalah
Peristiwa Isra Mi’raj yang terjadi pada Rasulullah ternyata membawa dampak yang positif bagi keberlangsungan hidup manusia. Salah satu hasilnya yaitu perintah untuk melaksanakan shalat 5 waktu.
Di era globalisasi yang maju saat ini ternyata membuat manusia lupa akan segalanya, dan berdampak pada krisis akhlak yang menimpa kalangan anak diusia sekolah. Krisis akhlak yang menimpa anak-anak sebenarnya berasal dari kurangnya bimbingan aqidah dan shalatnya. Karena shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar, seperti yang terdapat dalam Firman Allah :

“ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari ( perbuatan ) keji dan munkar “ ( QS. Al-‘Ankabut : 45 )
Selama ini telah terbukti melalui beberapa kajian dan riset bahwa melakukan shalat dengan baik sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah hasilnya akan berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Ibadah shalat dapat memotivasi manusia untuk selalu memperbaikinya sehingga ia benar-benar menjadi solusi setiap persoalan hidup menusia sebagaimana seharusnya, sebelum manusia mencari solusi masalah yang lain
Dengan masalah tersebut penulis ingin mengembangkan suatu sistem yang tentunya menarik dan berguna sebagai pedoman dan motivasi orangtua serta para pendidik dalam menumbuhkan semangat mendirikan shalat 5 waktu kepada anak-anak atau peserta didik. Adapun judul yang diangkat adalah “ Peranan Guru Agama Islam dalam Memotivasi Siswa Mendirikan Shalat 5 Waktu di SD Islam Cendrawasih Jaya “

B.Perumusan Masalah
Pokok masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah ialah :
1.Bagaimana menanamkan motivasi shalat 5 waktu di SD Islam Cendrawasih Jaya.
2.Bagaimana menerapkan pelaksanaan shalat 5 waktu secara disiplin.
3.Bagaimana peranan shalat 5 waktu terhadap perilaku peserta didik.

C. Batasan Masalah
1.Pola komunikasi dengan wali murid
2.Pemberlakuan tata tertib sekolah
3.Penanaman nilai Aqidah Akhlak
4.Media pendukung yang menunjang
5.Adanya mutabaah harian

D. Ruang Lingkup
Penulisan dan penelitian skripsi dilaksanakan pada :
Waktu : Maret 2010 – Agustus 2010
Tempat : SD Islam Cendrawasih Jaya

E.Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1.Memberikan motivasi kepada siswa mendirikan shalat secara disiplin.
2.Meningkatkan kesadaran kepada siswa akan pentingnya mendirikan shalat.

Manfaat yang didapat dalam melakukan skripsi ini adalah :
Bagi Penulis :
1.Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
2.Mengetahui cara memberi motivasi kepada siswa mendirikan shalat 5 waktu.
3.Mengetahui manfaat shalat secara disiplin.
4.Mengetahui peranan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
5.Menerapkan sikap disiplin dalam segala hal.
6.Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu ( S I ) Program Study

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam “ Al-Aqidah “ Jakarta.
Bagi Institusi :
1. Mengetahui kemampuan Mahasiswa dalam menguasai materi yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Mengetahui kemampuan Mahasiswa dalam menerapkan ilmunya sebagai bahan evaluasi .
3. Memberikan gambaran tentang kesiapan Mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

F. Metodologi Penelitian
a) Metode Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sumadi S. ( 1983:19 ) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, dengan kata lain untuk membuat pencandraan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu .

b)Instrumen Penelitian
Mengenai prosedur dan alat pengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi
Sehubungan dengan ini Winarni Surakhmad menjelaskan sebagai berikut :
Observasi memungkinkan penyelidik mengamati arti dekat gejala penyelidikan, semata-mata atau dapat pula melibatkan diri di dalam situasi yang diselidikinya, atau apapun secara aktif berpartisipasi yang sering dilakukan di dalam penyelidikan psikologik, sosiologik dan antropologik .

2. Teknik Wawancara
Proses wawancara dilakukan dengan mengadakan pendekatan dengan beberapa guru untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Pelaksanaan wawancara dilakukan di luar jam pelajaran agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.

3. Studi Angket
Dengan teknik ini memusatkan pengumpulan data melalui komunikasi tidak langsung melalui pernyataan yang diberikan kepada guru selaku sampel penelitian.

4. Studi Literatur
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang diperoleh dari berbagai pendapat para ahli dan teorinya dari sumber belajar.

5.Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dengan mempelajari dokumen yang ada di SD Islam Cendrawasih Jaya.

c)Sumber Data
Data-data yang diperoleh peneliti untuk bahan penelitian berasal dari :
- Kepala Sekolah
- Guru mata pelajaran aqidah akhlaq
- Dewan guru


G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulisan skripsi, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penulisan dan sistematikan penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang mendasari analisis permasalahan dan berhubungan dengan topic yang dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai paparan yang diperoleh melalui studi lapangan berdasarkan data-data yang diperoleh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisa yang berfungsi untuk menjawab permasalahan yang terjadi di SD Islam Cendrawasih Jaya dalam upaya meningkatkan kualitas shalat 5 waktu.

BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitia yang didapat dan juga saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan akhlak yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


TIME SCHEDULE
Penulis memiliki target dalam penyelesaian skripsi ini adalah 5 bulan terhitung dari pembuatan proposal ini.
Berikut ini adalah jadwal waktu penelitian dan pembuatan skripsi


1 Survei Lapangan

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar Proposal

4Pengumpulan Data

5Analisis Data

6Penyusunan Skripsi



DAFTAR PUSTAKA

Hadi Sultan ( 2010 ) Sebelum Jauh-Jauh Mencari Solusi Perbaiki shalat Kita. Jakarta: PT. Media Amal Tarbawi.

S.Sumadi ( 1993 ) Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali.

Ibid, Tahun 1998

Al-Qur’an Terjemah ( Syamil Qur’an )

Makalah III ( Pendidikan Umum dan Islam )

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Segala puji hanya bagi Allah SWT pemilik segala ilmu penegetahuan baik bersifat duniawi maupun ukhrawi. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad, begitu juga kelauraga, sahabat dan umatnya yang senantiasa menjalankan Risalahnya.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai tujuan kehidupannya.
Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk individual, makhluk social, makhluk peadegogis dan manusia sebagai mahkluk yang beragama.
Untuk mendapatkan ilmu manusia perlu pendidikan sebagai media untuk dapat mengusai teknologi yang modern. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan. Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi. Oleh karena itu perlu keseimbangan antara pendidikan secara umum dan dalam pandangan Islam yang dapat membentuk menusia yang memiliki karakter.

1.2. Perlunya Mengetahui Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam
1.Mengetahui dengan jelas perbedaan pendidikan umum dan pendidikan islam
2.Pendidikan secar umum dan secara islami tidak boleh dipisahkan

1.3. Perumusan Masalah
1.Tujuan Pendidikan Umum
2.Tujuan Pendidikan Islam
2.Gambaran Umum Sistem Pendidikan Umum
3.Gambaran Umum Sistem Pendidikan islam
4.Potret Buram Pendidikan Kita

1.4. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas 4 bab, yaitu :
Bab I : Latar Belakang
Bab II : Kajian Teori
Bab III : Pembahasan
BAB IV : Penutup


BAB II
KAJIAN TEORI


2.1. Teori Pendidikan

Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 2 (dua ) teori pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan klasik,
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2. Pendidikan pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.


BAB III
PEMBAHASAN


3.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
1.Definisi Umum
Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

2.Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik

3.Menurut Undang-Undang
a. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

b. UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

4.Etimologi (Bahasa)
Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)

5.Psikologi
Pendidikan adalah Mencakup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam kehidupan bermasyarakat.

3.2. Tinjauan Pendidikan Secara Umum
1.Religius
Merupaken elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai - nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pendidikan.

2.Ideologis
Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila dan berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

3.Ekonomis
Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.

4.Politis
Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlangsung.
5.Teknologis
Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.

6.Psikologis dan Pedagogis
Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.

7.Sosial Budaya
Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga halnya dengan budaya, budaya masyarakat sangat berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan akan mudah dicapai.

3.3. Tujuan Pendidikan Secara Umum
Tujuan Pendidikan secara umum akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.

3.4. Pengertian Pendidikan islam
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie “yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak . Pengertian pendidikan menurut para ahli adalah :
1. Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin bisa terjadi dalam pergaulan biasa antara orang dewasa dengan orang muda baik sengaja maupun tidak.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental.
3. Menurut M.J Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak – anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
4. Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam ( 1997 ) , pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan. Pendidikan berarti memelihara hidup kea rah pengajuan, tidak boleh melanjutkan hari kemarin menurut alam kemarin.
5. Menurut Soegarda Purbakawaca, dalam arti umum, pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan perjalanannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik – baiknya.
6. Menurut Prof. Dr. Azzumardi Azra, M.A, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau Negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu – individu. Dengan kesadaran tersebut suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi mereka dalam setiap aspek kehidupan.
Dari pengertian para ahli di atas, dapat diseimpilkan bahwa pendidikan dapat diartikan secara sempit dapat pula diartikan secara luas. Secara sempit dapat diartikan “ bimbingan yang diberikan kepada anak –anak sampai dewasa “
Adapaun pengertian pendidikan secara luas adalah “ segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan bilai – nilai bagi anak didik sehingga nilai – nilai yang terkandung dalam pendidikan menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.”
Sedangkan kaitannya dengan islam, maka ada tiga istilah umum yang sering digunakan dalam pendidikan islam yaitu : at-Tarbiyah ( pengetahuan tentang ar-Rabb ), at-Ta’lim ( ilmu teoritik, kreativitas, kimitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai – nilai ilmiah ), dan at-Ta’dib ( Integrasi ilmu dan amal )
Mushtafa Al-Ghulayani berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja kemanfaatan tanah air.
Adapun M. Yusuf Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Prof. dr. Abuddin Nata, M.A ( 2003:60 ) memberikan pengertian “ pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu pendidiakan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan, manis dan pahit.”
Setidaknya ada tiga point yang dapat disimpulkan dari beberapa pengertian pendidikan Islam di atas, yaitu :
Pertama, pendidikan islam menyangkut aspek jasmani dan rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kedua, pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada nilai – nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan teologis sebagai sumber dari ilmu itu sendiri. Sebagaimana Firman Allah :

“ dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama – nama ( benda – benda ) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “ Sebutlah kepada-Ku nama benda – benda itu jika kamu memang benar orang – orang yang benar!” ( Q.S. Al – Baqarah : 31 )
Ketiga, adanya unsure takwa sebagai tujuan yang harus dicapai. Sebagaimana kita ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang dapat berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh – pengaruh negatif yang datang dari luar.
Berdasarkan pengertian ketiga di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah “ bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.”

3.5. Tujuan Pendidikan islam
Tujuan pendidikan islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Tujuan pendidikan Islam adalah “ suatu istilah mencari fadilah, kurikulum pendidikan Islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat – sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah SWT melebihi makhluk – makhluk lain dan dia angkat sebagai khalifah.”
Tujuan pendidikan Islam memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi sebaik – baiknya.
2.Mengarahkan menusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
3.Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia
4.Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya.
5.Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3.6. Korelasi Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam

Dalam hal ini, mutu pendidikan Islam masih jauh tertinggal dibandingkan dengan mutu pendidikan secara umum. Hal ini terjadi antara lain, karena pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam, belum dilakukan secara terencana dan terkonsepkan. Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, kualifikasi guru, kriteria calon siswa, mutu lulusan, standar sarana prasarana, biaya, lingkungan, dan evaluasi tidak dirumuskan berdasarkan sebuah teori.
Di sisi lain, Pendidikan Islam sendiri memiliki kaitan yang erat dengan berbagai yang disiplin ilmu, misalnya: visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam erat kaitannya dengan filsafat ; metodologi pengajarannya erat kaitannya dengan psikologi dan kebudayaan, kurikulumnya erat dengan filsafat dan iptek; aspek pengelolaannya erat kaitannya dengan ilmu manajemen; aspek sarana-prasarana dan pembiayaannya erat kaitannya dengan ilmu ekonomi dan politik; aspek hubungan antara pendidik dan peserta erat kaitannya dengan ilmu sosiologi dan psikologi; .dan seterusnya.

Dengan menghadirkan pendekatan multidisipliner atas Pendidikan Islam, penulis mengajak para pihak yang berkompeten dalam Pendidikan Islam untuk memahami berbagai konsep yang terdapat dalam berbagai ilmu tersebut yang selanjutnya diterapkan dalam memahami Ilmu Pendidikan Islam sehingga dapat dilaksanakan pada tataran praktisi secara utuh, integral, dan holistik.

Adanya hubungan ilmu pendidikan Islam dengan disiplin ilmu lainnya yang demikian luas, mengharuskan setiap pakar yang membidangi ilmu pendidikan Islam, agar terus melengkapi dan mengembangkan wawasannya dengan berbagai bidang ilmu. Dengan demikian, mereka akan senantiasa dapat terus mengembangkan ilmu pendidikan Islam tersebut.


BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan

Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sedangkan secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemampuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
2. Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
3. Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat.

5.2. Saran
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun secara umum. .


DAFTAR PUSTAKA
1.Djaka Dt. Sati, Emma Zain, “Rangkuman Ilmu Mendidik”, Mutiara Sumber Widya Jakarta, 1997
2.H. Fuad Ihsan, “Dasar – Dasar Kependidikan” Rineka Cipta Bandung.
3.Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia
4.Departemen Agama republic Indonesia, 2006. Al – Qur’an dan Terjemahnya
5.Majalah Risalah No. 3 th. 1429 H/2008 M, Berharap Pendidikan Agama Pada sekolah ? Hlm. 26 Jumadits Tsani 1429 H/Juni 2008
6.Nata Abuddin, Prof. Dr. H. M.A., 2003. Kafita Selekta Pendidikan Islam.
Bandung:Angkasa
7.Widodo, sembodo Ardi. Dr., 2008. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam.
Jakarta:PT. Nimas Multina

Makalah II ( Muhkam dan Mutasyabih )

BAB I
PENDAHULUAN


I.I. Pendahuluan
Sebagaimana telah kita maklumi, bahwa al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Karena itu, untuk memahami hukum-hukum yang di kandung nash-nash al-Qur’an diperlukan antara lain pemahaman dalam segi kebahasaan dalam hal ini adalah bahasa Arab.
Para ulama’ yang ahli dalam bidang ushul fiqh, telah mengadakan penelitian secara sesama terhadap nash-nash al-Qur’an, lalu hasil penelitian itu dituangkan dalam kaidah-kaidah yang menjadi pegangan umat Islam guna memahami kandungan al-Qur’an dengan benar.
Kaidah-kaidah itu membantu umat dalam memahami nash-nash yang nampak samar, menafsirkan yang global, menakwil nash dan lainnya yang bertalian dengan pengambilan hukum dari nashnya.
Dalam upaya mengenal kaidah-kaidah yang telah dirumuskan oleh para ulama’ khusus yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam al-Qur’an disajikan beberapa bahasan antara lain : muhkam dan mutasyabihat, mujmal dan mufasar, ‘amm, khos dan musytarak, mutlaq dan muqoyyad, ‘amr dan nahi
Penulis dalam makalah ini hanya akan membahas tentang pengertian Muhkam dan Mutayabihat. Penulis berharap dengan makalah ini pembaca dapat lebih memahami secara mendalam tenntang Muhkam dan Mutasyabihat. Amin Ya Robbal Alamin

1.2. Perlunya memahami pengertian Muhkam dan Mutasyabih
1 Muhkam adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya, sedangkan mutasyabih hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
2 Muhkam adalah ayat yang dapat diketahui secara langsung, sdangkan mutayabih baru dapat diketahui dengan pembahasan ayat – ayat yang lain.

1.3. Batasan Masalah

1. Metode penelitian ini untuk mengetahui secara rinci pengertian Muhkam dan Mutasyabih
2. Mengetahui pengertian Muhkam dan Mutasyabihat secara khusus.

1.4. Sitematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 4 bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Kajian Teori
BAB III : Pembahasan
BAB IV : Penutup


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Muhkam
Menurut etimologi muhkam artinya suatu ungkapan yang maksud makna lahirnya tidak mungkin diganti atau diubah. Muhkam diambil dari kata ihkâm, artinya kekokohan, kesempurnaan. Bisa bermakna, menolak dari kerusakan.Muhkam adalah ayat-ayat yang (dalâlah) maksud petunjuknya jelas dan tegas, sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan kekeliruan pemahaman.
Muhkam ialah lafal yang artinya dapat diketahui dengan jelas dan kuat secara berdiri sendiri tanpa ditakwilkan karena susunan tertibnya tepat, dan tidak musykil, karena pengertiannya masuk akal, sehingga dapat diamalkan karena tidak dinasakh. Sedangkan pengertian mutasyabih ialah lafal-Al-Quran yang artinya samar, sehingga tidak dapat dijangkau oleh akal manusia karena bisa ditakwilkan macam-macam sehingga tidak dapat berdiri sendiri karena susunan tertibnya kurang tepat sehingga menimbulkan kesulitan cukup diyakini adanya saja dan tidak perlu amalkan, karena merupakan ilmu yang hanya dimonopoli Allah SWT

2.2. Pengertian Mutasyabih
Mutasyabih adalah ungkapan yang maksud makna lahirnya samar. mutasyabih diambil dari kata tasyâbaha – yatasyâbahu, artinya keserupaan dan kesamaan, terkadang menimbulkan kesamaran antara dua hal. Mutasyabih adalah ayat-ayat yang makna lahirnya bukanlah yang dimaksudkannya. Oleh karena itu makna hakikinya dicoba dijelaskan dengan penakwilan. Bagi seorang muslim yang keimanannya kokoh, wajib mengimani dan tidak wajib mengamalkannya. Dan tidak ada yang mengetahui takwil ayat-ayat mutasyabihât melainkan Allah swt.

2.3. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih secara khusus

Muhkam dan mutasyabih banyak perbedaan pendapat. Yang terpnting diantaranya adalah sebagai berikut :
1 Muhkam adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya, sedangkan mutasyabih hanya Allah yang mengetahui akan maksudnya.
2 Muhkam adalah ayat yang dapat diketahui secara langsung, sedangkan mutasyabih baru dapat diketahui dengan memerlukan penjelasan – penjelasan ayat lain.


BAB III
PEMBAHASAN


3.1. Macam – macam ayat Mutasyabih
1. Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat manusia, kecuali Allah SWT. contohnya, seperti Dzat Allah SWT, hakikat sifat-sifat-Nya, waktu datangnya hari kiamat, dan sebagainya.
2. Ayat-ayat yang mutasyabihat yang dapat diketahui oleh semua orang dengan jalan pembahasan dan pengkajian yang mendalam. Contohnya, seperti merinci yang mujmal, menentukan yang musytarak, mengkayyidkan yang mutlak, menertibkan yang kurang tertib, dan sebagainya.
3. Ayat-ayat yang mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para pakar ilmu dan sain, bukan oleh semua orang, apalagi orang awam. Hal-hal ini termasuk urusan-urusan yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan orang-orang yang rasikh (mendalam) ilmu pengetahuannya

3.2. Sikap para ulama terhadap ayat – ayat Mukam dan Mutasyabih
1. Madzhab Salaf, yaitu para ulama yang mempercayai dan mengimani ayat-ayat mutasyabih dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sendiri (tafwidh ilallah). Mereka menyucikan Allah dari pengertian-pengertian lahir yang mustahil bagi Allah dan mengimaninya sebagaimana yang diterangkan Al-Qur’an. Di antara ulama yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Imam Malik yang berasal dari ulama mutaqaddimin
2. Madzhab Khalaf, yaitu para ulama yang berpendapat perlunya menakwilkan ayat-ayat mutasyabih yang menyangkut sifat Allah sehingga melahirkan arti yang sesuai dengan keluhuran Allah. Mereka umumnya berasal dari kalangan ulama muta’akhirin

3.3.Hikmah ayat – ayat Muhkamat
1. Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang yang kemampuan bahasa Arabnya lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas arti maksudnya, sangat besar arti dan faedahnya bagi mereka.
2. Memudahkan bagi manusia mengetahui arti dan maksudnya. Juga memudahkan bagi mereka dalam menghayati makna maksudnya agar mudah mengamalkan pelaksanaan ajaran-ajarannya.
3. Mendorong umat untuk giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran, karena lafal ayat-ayatnya telah mudah diketahui, gampang dipahami, dan jelas pula untuk diamalkan.
4. Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari isi ajarannya, karena lafal ayat-ayat dengan sendirinya sudah dapat menjelaskan arti maksudnya, tidak harus menuggu penafsiran atau penjelasan dari lafal ayat atau surah yang lain.

3.4. Hikmah ayat – ayat Mutasyabihat

1. Memperlihatkan kelemahan akal manusia. Akal sedang dicoba untuk meyakini keberadaan ayat-ayat mutasyabih sebagaimana Allah memberi cobaan pada badan untuk beribadah. Seandainya akal yang merupakan anggota badan paling mulia itu tidak diuji, tentunya seseorang yang berpengetahuan tinggi akan menyombongkan keilmuannya sehingga enggan tunduk kepada naluri kehambaannya. Ayat-ayat mutasyabih merupakan sarana bagi penundukan akal terhadap Allah karena kesadaraannya akan ketidakmampuan akalnya untuk mengungkap ayat-ayat mutasyabih itu.
2. Teguran bagi orang-orang yang mengutak-atik ayat-ayat mutasybih. Sebagaimana Allah menyebutkan wa ma yadzdzakkaru ila ulu al-albab sebagai cercaan terhadap orang-orang yang mengutak-atik ayat-ayat mutasyabih. Sebaliknya Allah memberikan pujian bagi orang-orang yang mendalami ilmunya, yakni orang-orang yang tidak mengikuti hawa nafsunya untuk mengotak-atik ayat-ayat mutasyabih sehingga mereka berkata rabbana la tuzighqulubana. Mereka menyadari keterbatasan akalnya dan mengharapkan ilmu ladunni
3. Membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia. Sebesar apapun usaha dan persiapan manusia, masih ada kekurangan dan kelemahannya. Hal tersebut menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT, dan kekuasaan ilmu-Nya yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
4. Memperlihatkan kemukjizatan Al-Quran, ketinggian mutu sastra dan balaghahnya, agar manusia menyadari sepenuhnya bahwa kitab itu bukanlah buatan manusia biasa, melainkan wahyu ciptaan Allah SWT.
5. Mendorong kegiatan mempelajari disiplin ilmu pengetahuan yang bermacam-macam

BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan

Sebagaimana telah kita ketahui di atas, bahwa al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Karena itu, untuk memahami hukum-hukum yang di kandung nash-nash al-Qur’an diperlukan antara lain pemahaman dalam segi kebahasaan dalam hal ini adalah bahasa Arab.

4.2. Saran
Adapaun saran dari penulis adalah bahwa untuk lebih mudah bagi para pembaca mempelajari dan memahami ayat – ayat Muhkam dan Mutasyabihat seharusnya menguasai bahasa Arab dengan baik.

Makalah I ( Pendidikan Seumur Hidup )

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Globalisasi dan pembangunan Iptek mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada berbagai bidang. Pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.

1. 2. Perlunya Pendidikan Seumur Hidup

1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah ternyata tidak dapat memenuhi harapan masyarakat.
2. Perubahan-perubahan masyarakat dan peranan-peranan sosial.
3. Pendayagunaan sumber yang masih belum optimal.
4. Perkembangan pendidikan luar sekolah yang pesat.

1.3. Perumusan Masalah
1. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
2. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif
3. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup dalam program-program pendidikan.
4. Beberapa kepentingan pendidikan seumur hidup.
5. Strategi pendidikan seumur hidup.

1.4. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas 3 bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kajian Teori
Bab III : Pembahasan
BAB IV : Penutup


BAB II
KAJIAN TEORI


2.1. Pengertian Pendidikan

Untuk mempermudah memahami tentang pendidikan, penulis kemukakan pengertian pendidikan menurut bahasa dan istilah.

1. Pendidikan menurut bahasa
WJS Poerwadaminta dalam buku kamus Bahasa Indonesia mengatakan bahwa pendidikan adalah “ perbuatan mendidik “ sedangkan kamus besar Bahasa Indonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengartikan pendidikan sebagai “ proses pengubahan sikap tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan “
Kata “ pendidikan “ dalam bahasa arabnya adalah Tarbiyah dengan kata kerja rabba. Di dalam Al-Qur ‘an kata kerja rabba ( mendidik ) telah di anjurkan oleh Allah SWT. Dalam Firmannya :

Artinya : “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : “ Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” ( QS. Al-Isra : 24 )

2. Pendidikan menurut istilah
Pendidikan adalah “ Bimbingan atau Pimpinan “ secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani di terdidik menuju terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama “.

3. Batasan tentang pendidikan
Balatasan tentang pendidikan oleh para ahli dibuat beraneka ragam, dan kandungannya berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut bisa dimungkinkan kar ena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena filsafah yang melandasinya
a. Pendidikan sebagai tranformasi budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik
d. Pendidikan sebagai proses penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia

2.2. Teori Pendidikan

Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan klasik,
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.

2. Pendidikan pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis),

3. Teknologi pendidikan,
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.

4. Pendidikan interaksional,
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.


BAB III
PEMBAHASAN


Konsep pedidikan seumur hidup ini erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan. Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

3.1. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.

1. Dasar Teoritis/ Religious
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
أطلـبُ الِعلم ِمنَ المَهْدِ اِلىَ اللحْد
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”

2. Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
~ pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
~ Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
c. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.
3.2. Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong education akan memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).

2. Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
1. Meningkatkan produktifitasnya
2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
5. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.

3. Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.

4. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.

5. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
Konseptualisasi pendidikan seumur hidup yang merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.


3.3. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan

1. Pendidikan baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya

2. Pendidikan Vokasional. Pendidikan vokasional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.

3. Pendidikan Profesional
Pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.

4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan

5. Pendidikan Kewargenegaraan dan Kedewasaan Politik
Pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.

6. Pendidikan Kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.

3.4. Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup

Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
3. Faktor peranan keluarga.
4. Faktor perubahan peranan sosial
5. Perubahan teknologi
6. Faktor-faktor vocational
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
8. Kebutuhan anak-anak awal

3.5. Strategi Pendidikan Seumur Hidup

Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
1. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
2. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
3. Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
4. Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
5. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
6. Arah Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
b. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.



BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
- Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan.
- Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
- Pendidikan seumur hidup mencakup berbagai perspektif.

4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah hendaknya setiap pembahasan diberikan berbagai macam contoh agar pembaca tidak hanya memahami teori serta memberikan pemahaman singkat dan jelas.






DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Sabri, Alisu Drs. H.M. Ilmu Pendidikan. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Ilmiah 3 ( Al Qur'an Sebagai penyembuh )

Energi Penyembuh dalam Alquran: Antara Sains dan Keyakinan (2)
Selasa, 28/04/2009 10:48 WIB | email | print | share

Oleh Dr. Mohamad Daudah


Kronologi Terapi Suara:

Alfred Tomatis, seorang dokter warga negara Prancis, membuat eksperimen-eksperimen selama lima puluh tahun mengenai indera manusia, dan ia membuat kesimpulan bahwa indera pendengaran merupakan indera yang paling penting! Ia menemukan bahwa pendengaran mengontrol seluruh tubuh, mengatur operasi-operasi vitalnya, keseimbangan, dan koordinasi gerakan-gerakannya. Ia juga menemukan bahwa telinga mengontrol sistem syaraf!

Selama eksperimennya, ia menemukan bahwa syaraf pendengaran terhubung dengan seluruh otot tubuh, dan ini adalah alasan mengapa keseimbangan dan fleksibilitas tubuh, serta indera penglihatan itu terpengaruh oleh suara. Telinga bagian dalam terhubung dengan seluruh organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati, perut, dan usus. Hal ini menjelaskan mengapa frekuensi-frekuensi suara itu memengaruhi seluruh tubuh.

Pada tahun 1960, ilmuwan Swiss yang bernama Hans Jenny menemukan bahwa suara dapat memengaruhi berbagai Artikelal dan membentuk partikular-partikularnya, dan bahwa masing-masing sel tubuh itu memiliki suaranya sendiri, dapat terpengaruh oleh suara, dan menyusun ulang Artikelal di dalamnya. Pada tahun 1974, peneliti Fabien Maman dan Sternheimer mengumumkan penemuan mengejutkan.

Mereka menemukan bahwa setiap organ tubuh itu memiliki sistem vibrasinya sendiri, sesuai dengan hukum fisika. Beberapa tahun kemudian, Fabien dan Grimal serta peneliti lain mengungkapkan bahwa suara dapat memengaruhi sel-sel, khususnya sel kanker, dan bahwa suara-suara tertentu memiliki efek yang lebih kuat. Hal ajaib yang ditemukan dua peneliti itu adalah bahwa suara yang memiliki efek paling kuat pada sel-sel tubuh adalah suara manusia itu sendiri!


Gambar: suara bergerak dari telinga ke otak dan memengaruhi sel-sel otak. Akhir-akhir ini para ilmuwan menemukan bahwa suara memiliki daya penyembuh yang ajaib dan afek mengagumkan terhadap sel-sel otak, dimana ia bekerja untuk mengembalikan keseimbangan ke seluruh tubuh! Bacaan al-Qur’an memiliki efek luar biasa terhadap sel-sel dan dapat mengembalikan keseimbangan. Otak merupakan organ yang mengontrol tubuh, dan darinya muncul perintah untuk relaksasi organ-organ tubuh, khususnya sistem kekebalan tubuh.

Fabian, seorang peneliti sekaligus musisi, meletakkan sel-sel darah dari tubuh yang sehat dan menghadapkannya pada berbagai macam suara. Ia menemukan bahwa setiap not skala musik dapat memengaruhi medan elektromagnetik sel. Ketika ia memotret sel ini dengan kamera Kirlian, ia menemukan bahwa bentuk dan nilai medan elektromagnetik sel itu berubah sesuai dengan frekuensi-frekuensi suara dan tipe suara orang yang membaca. Kemudian ia membuat eksperimen lain dengan meletakkan darah orang sakit, memonitornya dengan kamera Kirlian, dan meminta pasien untuk membuat berbagai macam suara. Ia menemukan, sesudah memproses gambar, bahwa not tertentu dapat mengakibatkan perubahan pada medan elektromagnetiknya dan menggetarkannya secara seutuhnya dengan merespon suara pemiliknya.

Akhirnya ia menyimpulkan bahwa ada not-not tertentu yang bisa memengaruhi sel-sel dan membuatnya lebih vital dan aktif, bahkan meregenerasinya. Ia menarik suatu hasil yang penting: suara manusia memiliki pengaruh yang kuat dan unik terhadap sel-sel tubuh; pengaruh ini tidak ditemukan pada instrumen lain.

Peneliti ini menyatakan, ‘Suara manusia memiliki nada spiritual khusus yang membuatnya menjadi sarana pengobatan yang paling kuat.’ Fabien menemukan bahwa beberapa suara dapat menghancurkan sel-sel kanker, dan pada waktu yang sama dapat mengaktifkan sel-sel yang sehat.


Gambar: Sel kanker hancur hanya dengan frekuensi-frekuensi suara! Itulah mengapa bacaan al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar terhadap kanker yang paling berbahaya dan penyakit yang sangat akut!

Tetapi, apakah pengaruh ini hanya terbatas pada sel-sel? Jelas bahwa suara dapat memengaruhi segala sesuatu di sekitar kita. Inilah yang dibuktikan Masaru Emoto, ilmuwan Jepang, dalam eksperimennya terhadap air. Ia menemukan bahwa medan elektromagnetik pada molekul-molekul air itu sangat terpengaruh oleh suara, dan ada suara-suara tertentu yang memengaruhi molekul dan membuatnya lebih teratur.

Apabila kita mengingat bahwa 70% tubuh manusia itu adalah air, maka suara yang didengar manusia itu memengaruhi keteraturan molekul-molekul air pada sel-sel tubuh, dan juga memengaruhi molekul-molekul itu bergetar, sehingga dapat memengaruhi kesehatannya.

Para peneliti lain mengonfirmasi bahwa suara manusia dapat mengobati banyak macam penyakit termasuk kanker. Para terapis juga menyetujui bahwa ada suara-suara tertentu yang lebih efektif dan memiliki kekuatan penyembuh, khususnya dalam meningkatkan sistem kekebatan tubuh.


Gambar: bentuk molekul air berubah ketika dihadapkan pada suara. Jadi, suara itu berpengaruh sangat besar terhadap air yang kita minum. Apabila Anda membacakan al-Qur’an pada air, maka karakteristiknya akan berubah dan air itu akan mentransfer efek-efek al-Qur’an itu kepada setiap sel dalam tubuh, sehingga mengakibatkannya sembuh. Dalam gambar kita melihat molekul air yang didinginkan. Medan elektromagnetik di sekitar molekul ini berubah secara kontinu disebabkan efek suara.

Bagaimana al-Qur’an mengobati?

Sekarang, mari kita jawab pertanyaan penting: apa yang terjadi pada sel-sel tubuh dan bagaimana suara itu bisa mengobati? Bagaimana suara ini berpengaruh pada sel-sel yang rusak dan mengembalikan keseimbangannya? Dengan kata lain, bagaimana mekanisme pengobatannya?

Para dokter selalu mencari jalan untuk menghancurkan beberapa virus. Apabila kita berbicara tentang mekanisme virus ini, apa yang membuatnya bergerak dan menemukan jalannya kepada sel? Siapa yang memberi virus itu informasi sehingga bisa menyerang sel dan berkembang biak di dalamnya? Apa yang menggerakkan sel-sel untuk menyerang virus agar menghancurkannya, sementara ia lemah terhadap virus lain?


Gambar: Virus dan kuman juga bergetar dan sangat terpengaruh oleh vibrasi suara, khususnya suara bacaan al-Qur’an. Suara al-Qur’an dapat menghentikan mereka, dan pada waktu yang sama meningkatkan aktivitas sel-sel sehat dan membangkitkan program yang terkacaukan di dalamnya agar siap bertempur melawan virus dan kuman.

Bacaan al-Qur’an itu terdiri dari sekumpulan frekuensi yang sampai ke telinga, lalu bergerak ke sel-sel otak, dan memengaruhinya melalui medan elektronik, lalu frekuensi-frekuensi tersebut mengaktifkan sel-sel. Sel-sel akan merespon medan itu dan memodifikasi vibrasi-vibrasinya. Perubahan pada vibrasi inilah yang kita rasakan dan pahami sesudah mengalami dan mengulangi.

Ini merupakan sistem alamiah yang diberikan Allah pada sel-sel otak. Ini merupakan sistem keseimbangan yang natural. Inilah yang difirmankan Allah kepada kita di dalam al-Qur’an al-Karim, ‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (ar-Rum: 30)


Gambar: Gambaran riil sel darah yang dihadapkan pada suara sehingga medan elektromagnetik di sekitarnya berubah. Suara bacaan al-Qur’an membuat sel menjadi lebih kuat untuk melawan virus dan kerusakan akibat penyakit menular.

Ayat-Ayat Obat

Setiap ayat dalam al-Qur’an memiliki daya penyembuh untuk penyakit tertentu. Tetapi yang ditekankan Rasulullah saw adalah beberapa surat dan ayat tertentu, seperti membaca al-Fatihah 7 kali, membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir surat surat al-Baqarah, dan tiga surat terakhir al-Qur’an.

Anda juga memilih ayat-ayat yang sesuai untuk mengobati penyakit Anda. Sebagai contoh, jika anda merasa gelisah, maka fokuskan pada bacaan surat asy-Syarh. Dan jika Anda sakit kepala, maka bacalah ayat: ‘alau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.’ (al-Hasyr: 21)

Nabi saw membaca ta’awudz ratusan kali setiap hari. Beliau memohon kepada Allah untuk melindunginya dari berbagai hal buruk, termasuk penyakit. Kita juga sangat dianjurkan untuk membaca surat al-Falaq dan an-Nas setiap hari. Semoga Allah menjadikan al-Qur’an sebagai obat bagi kita dari setiap penyakit, lahir dan batin

Ilmiah 2 ( Al Qur'an Sebagai Penyembuh )

Oleh Dr. Mohamad Daudah

Pendahuluan:

Ada banyak pasien yang sembuh setiap hari karena membaca al-Qur’an. Kita tidak bisa menolaknya, karena kesembuhan itu benar-benar terjadi. Ini juga terjadi pada diri saya saat membaca ayat-ayat tertentu untuk penyakit tertentu, dan penyakit tersebut pun sembuh!

Setelah melakukan riset, maka salah satu hasil terpenting dari riset yang berlangsung selama beberapa tahun ini adalah: Dalam setiap ayat al-Qur’an Allah meletakkan daya penyembuh untuk penyakit tertentu apabila ayat-ayat ini dibaca dengan bilangan (pengulangan) tertentu.

Pada dasarnya, ketika kita mengamati alam di sekitar kita, maka kita menyadari bahwa setiap satuan atom itu bergetar dalam frekuensi tertentu, apakah atom itu adalah bagian dari metal, air, sel, atau apapun. Ini adalah fakta ilmiah.

Struktur dasar alam semesta ini adalah atom, dan struktur dasar tubuh kita adalah sel. Setiap sel terbuat dari jutaan atom, dan setiap atom terbentuk dari nukleus positif dan elektron negatif yang mengelilinginya. Karena rotasi ini, medan elektromagnetik dihasilkan, sama seperti medan-medan yang dihasilkan oleh suatu mesin.

Gambar: Atom merupakan struktur dasar pada alam semesta dan juga pada tubuh kita. Ia bergetar secara konstan, dan itu berarti setiap benda itu bergetar dengan sistem yang seksama. Sel-sel juga bergetar dengan sistem yang seksama, dan setiap getaran di sekitar kita memengaruhi sel-sel kita. Rahasia yang membuat otak ini berpikir adalah sebuah program akurat di dalam sel-sel otak kita.

Program ini berada di setiap sel yang melakukan pekerjaannya secara seksama. Penyimpangan terkecil pada pekerjaannya dapat mengakibatkan ketidak-seimbangan dan kekacauan pada sebagian organ tubuh. Terapi terbaik terhadap ketidak-seimbangan ini adalah merestorasi keseimbangan kepada tubuh. Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel tubuh itu terpengaruh oleh bermacam-macam gelombang seperti gelombang sinar, gelombang radio, gelombang suara, dan lain-lain. Tetapi, suara apa?

Gambar: Masing-masing sel di tubuh kita bergetar dengan sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun pada getaran itu akan mengakibatkan sakit pada sebagian organ tubuh. Itulah kenapa sel-sel yang rusak itu harus digetarkan untuk mengembalikan keseimbangan padanya. Kita tahu bahwa suara itu terbentuk dari gelombang atau getaran yang bergerak di udara dengan kecepatan 340 m/detik. Setiap suara memiliki frekuensi sendiri, dan manusia bisa mendengar suara dengan frekuensi antara 20/detik hingga 20.000/detik.

Gelombang-gelombang tersebut menyebar di udara lalu ditangkap telinga, lalu ia berubah menjadi sinyal-sinyal elektrik, dan bergerak melalui syaraf suara menuju acoustic bark di dalam otak. Sel-sel tersebut menyesuaikan diri dengan gelombang, lalu gelombang tersebut bergerak ke berbagai bagian otak, khususnya bagian depan. Semua organ itu bekerja secara bersama sesuai seirama dengan sinyal-sinyal tersebut, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa yang dipahami manusia. Lalu, otak menganalisa sinyal-sinyal itu dan memberikan perintahnya kepada berbagai organ tubuh untuk menyesuaikan dengan sinyal-sinyal tersebut.

Suara terdiri dari getaran-getaran mekanik yang sampai ke telinga lalu ke sel-sel otak yang menyesuaikan dengan getaran-getaran tersebut, dan mengubah getarannya sendiri. Itulah mengapa suara itu dianggap sebagai energi obat yang efektif, tergantung pada sifat suara itu dan frekuensinya. Kita menemukan energi penyembuh di dalam al-Qur’an karena ia merupakan Kitab Allah.

Dari sinilah muncul terapi suara: Suara adalah getaran, dan sel-sel tubuh itu selalu bergetar, lalu suara memengaruhi sel-sel tersebut. Inilah yang ditemukan para peneliti akhir-akhir ini. Di akhir abad 21 di Washington University, para ilmuwan menemukan bahwa kerja sel otak bukan hanya mentransfer informasi. Masing-masing sel adalah komputer kecil yang bekerja untuk mengumpulkan informasi, memprosesnya, dan memberikan perintah secara konstan. Ellen Covey, peneliti pada Washington University, mengatakan, ‘Untuk pertama kalinya kita menyadari bahwa otak tidak bekerja layaknya satu komputer besar, melainkan berisi sekian banyak komputer yang bekerja secara kooperatif. Ada komputer kecil dalam setiap sel, dan komputer-komputer tersebut dapat terpengaruhi oleh getaran di sekitarnya, khususnya suara.

Gambar: Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa di dalam tiap-tiap sel dalam otak terdapat komputer supermini di mana Allah menginstal program akurat yang mengatur sel dan mengontrol kerjanya. Eksperimen juga menunjukkan bahwa suara dapat memengaruhi sel. Ini adalah gambar sel yang terpengaruh oleh suara, dan medan elektromagnetik terbentuk di sekitarnya.

Jadi, dapat kami katakan bahwa sel-sel tiap organ tubuh itu bergetar dalam frekuensi tertentu, dan membentuk sistem yang kompleks dan koordinatif, yang dapat terpengaruh oleh suara di sekitarnya. Penyakit yang menjangkiti suatu organ tubuh itu dapat mengakibatkan perubahan pada getaran sel-sel organ tersebut, dan pada kelanjutannya membuatnya menyimpang dari sistem tubuh secara umum. Itulah mengapa ketika tubuh dihadapkan pada suara tertentu, maka suara itu memengaruhi getaran sistem tubuh, khususnya pada organ yang tidak normal. Organ ini akan merespon suara tertentu untuk mengembalikan sistem getarannya yang orisinal, atau dengan kata lain, mengembalikan kondisi kesehatannya. Para ilmuwan menemukan hasil-hasil tersebut belakang ini.